Rabu, 23 Februari 2011

Pantai Drini Yogyakarta

Dengan menggunakan kendaraan bermotor, perjalanan dari Yogyakarta ke Pantai Drini memakan waktu sekitar tiga jam dengan menempuh jarak kurang lebih sekitar 40km.. Sungguh suatu perjalanan yang membosankan apabila selama perjalanan, kami tidak disuguhi pemandangan berupa perbukitan karang yang sangat indah. Perjalanan yang berkelok-kelok menyusuri perbukitan tersebut memberi kesempatan pada kami untuk melihat bukit karang yang sangat besar membentuk gua alami yang sepintas mirip dengan gua stalaktit. Jika waktu yang tersedia memadai, mungkin kami akan mampir sebentar ke dalam gua tersebut untuk melihat keindahan karang yang konon kabarnya memiliki corak yang menarik. Tak terasa, setelah melintasi dua bukit yang sangat besar akhirnya  tibalah kami di bibir Pantai Drini

Sebuah pemandangan yang menakjubkan terhampar didepan mata. Pantai ini sangat menarik untuk dinikmati dengan keindahan yang asri dan pantainya yang boleh dibilang masih perawan. Hamparan pasir putih yang indah, nampak sesekali berkilau saat diterpa sinar matahari. Aroma laut yang memanjakan indera penciuman diseratia dengan deburan lirih ombak saat membelai pantai, memberikan ketenangan sendiri saat berada disana. Tidak seperti banyak pantai yang ada dipulau Jawa lainnya yang cenderung telah kotor dan tercemar oleh aktifitas manusia, kondisi Pantai Drini sangatlah bersih dengan hamparan pasir putih yang terbentang luas. Pantainya yang landai ditambah dengan kejernihan air laut memudahkan kami melihat dengan jelas berbagai karang dan rumput lautnya. Berbagai biota laut seperti ikan-ikan kecil, keong, kepiting kecil dan tripang tidak sulit ditemukan sambil menyusuri pinggiran pantai. Tak heran, terkadang terlihat anak-anak kecil menyusuri pantai dengan kantong plastik ditangan, sibuk mencari ikan laut cantik berwarna-warni. Celoteh riang sesekali terdengar ketika mereka berhasil menangkap ikan laut kecil dengan corak warnanya yang indah dan kontras.

Diapit oleh bukit-bukit yang cukup besar, lokasi pantai ini seakan terisolasi dengan dunia luar. Perpaduan yang menarik antar bukit yang menjulang dengan laut yang membentang luas memberikan sajian arsitektur alam yang sangat indah. Tidak seperti umumnya pantai-pantai lain yang cenderung diterpa sinar matahari yang terik dan panas, Pantai Drini memiliki udara yang lebih sejuk beserta suhu air laut yang lebih dingin. Suasana inilah yang membikin saya betah untuk berlama-lama duduk bersantai ditepi pantai menikmati suasana yang ada.

Kehidupan nelayan dipantai ini tak jauh beda seperti layaknya nelayan pada umumnya. Mecari ikan ditengah laut adalah acara rutin yang menghiasi kehidupan mereka sehari-hari dalam mencari nafkah. Mereka sangat ramah dan sopan terhadap turis/pengunjung yang datang berkunjung ke Pantai Drini. Saya menyempatkan diri untuk mengobrol dengan salah satu dari mereka. Pak Wardiman namanya, beliau bercerita saat musim menjaring ikan telah lewat, mereka biasanya akan memancing dikarang, mencari gurita atau menangkap cacing laut disela-sela karang dengan menggunakan alat pancing yang mirip senjata clurit (sabit) untuk mengail cacing laut tersebut.

Tidak terasa haripun sudah beranjak senja. Ingin rasanya menikmati sunset di Pantai Drini yang elok ini, namun suatu hal yang tidak mungkin bisa kami nikmati mengingat mentari sore selalu terbenam diantara bukit-bukit yang mengelilingi Pantai Drini. Dan karena kami menempuh perjalanan menaiki kendaraan bermotor, sebuah alasan lain yang menahan kami untuk tetap menikmati senja disana. Senjapun mulai perlahan beralih menjadi malam, saat kami kembali menyusuri bukit yang berkelok-kelok tanpa penerangan dan rambu jalan yang memadai.
Wisata Lainnya di Indonesia



Read more »

Museum Keris

Keris adalah sesuatu yang sangat erat khususnya dengan kultur Jawa. Dalam “Legenda Jawa” dikatakan, bahwa untuk menjadi seorang pria yang sejati, maka seseorang harus memiliki lima hal, yakni: sebuah keris pusaka; seekor kuda; burung peliharaan; seorang wanita dan sebuah rumah.

Keris dalam kultur Jawa dipandang dan diperlakukan sebagai suatu “simbol” dan juga “status” bagi sang pemiliknya, bukannya sebagai suatu “alat pembunuh” (Martial Weapon). Hampir disetiap keluarga aristokrat jawa, dapat dipastikan mereka memiliki sebuah Keris Pusaka Keluarga, yang memiliki keampuhan-keampuhan yang khas. Memiliki sebuah Keris Pusaka, mengharuskan seseorang untuk memenuhi berbagai ritual, salah satu diantaranya adalah upacara pemandian keris, yang umumnya dilakukan setiap tahunnya dan hal itu tergantung sekali kepada para pemiliknya masing-masing, bagaimana mereka dalam melakukannya.

Rumitnya masalah keris ini juga berakibat tidak mudahnya masalah kepemilikan keris bagi seseorang, yang ternyata tidak semudah memiliki barang-barang pribadi lainnya. Untuk memiliki sebuah keris yang mengandung makna kultural, mengharuskan seseorang melakukan beberapa ritual, untuk memastikan apakah keris tersebut “berjodoh” dengan sipemilik dan bagaimana selanjutnya pemeliharaan yang diharapkan oleh si-Keris tersebut.

Berpindah tangannya sebuah keris tidak ditandai dengan perpindah tangannya segenggam uang. Sebagaimana layaknya orang yang akan melakukan pernikahan, maka persatuan antara sebuah keris dengan pemiliknya yang baru, ditandai oleh “mahar” atau “Mas Kawin” yang disetujui oleh kedua belah pihak, termasuk si-Keris tersebut, melalui seorang “medium”. Masalah bisa berakibat sangat serious, karena kalau si-Keris tidak bisa menerima pemiliknya yang baru, maka hal tersebut bisa fatal bagi sipemilik baru tersebut.

Tingkat kerumitan masalah keris ini termasuk bagaimana cara menyandang si-Keris tersebut. Hal itu tergantung penyandangnya untuk kepentingan apa ? Kalau semua masalah ritual tersebut diabaikan, hal itu hanya akan menyebabkan si-Keris tersebut gusar dan kalau sudah demikian keadaannya, maka suasana harmonis antara si-Keris dan pemiliknya menjadi terganggu dan bencanapun bisa saja terjadi.!

Masalah rumitnya dunia Keris ini nampaknya juga menimbulkan perbedaan pendapat tentang dari mana asal-usul kata “Keris” tersebut berasal? Dalam buku “Ensiklopedia Keris” yang dijual dimuseum Keris, diterangkan bahwa kata Keris pertama ditemukan pada sebuah lempeng perunggu dengan tulisan “KRES” yang ditemukan sekitar tahun 825, didesa Karangtengah. Konon, selanjutnya kata “KRES” inilah yang merupakan cikal-bakal kata “KERIS” yang kita kenal sekarang, dengan segala macam misterinya.
Kunjungi Wisata di Indonesia


Read more »

Museum - Museum Kereta Api Ambarawa

Sekitar satu jam perjalanan dari rute Semarang - Yogyakarta, kita bisa berkunjung ke lokasi museum kereta api yang terletak di kota Ambarawa. Dari semua museum kereta yang pernah saya kunjungi selama berwisata di luar negeri, boleh dibilang kereta api yang terdapat di museum ini kurang terpelihara dengan baik. Hanya satu dari sekian lokomotif yang ada di museum ini masih terawat dengan baik, yakni lokomotif yang hingga sekarang masih digunakan untuk keperluan wisata secara komersial. Selebihnya, tampak terabaikan dengan membiarkannya berkarat di luar bukan didalam ruangan tertutup yang mampu melindunginya dari perubahan cuaca, seperti yang umum dilakukan oleh museum kereta api lainnya.

Sepanjang ingatan saya, secara keseluruhan kondisi stasiun (museum) kereta ini, masih terlihat terawat seperti mana kondisi saat masih 'berjaya' dimasa lalu. Halaman teras stasiun terlihat rapi, bersih dan terawat, demikian juga dinding atau bangunan fisik dari stasiun ini. Sebuah jam model kuno yang terpasang di dinding sisi atas stasiun masih bisa berfungsi dengan baik. Model jam seperti ini, dulunya umum digunakan diseluruh stasiun kereta api.
       
Stasiun ini didirikan pada tahun 1873 selama pemerintahan kolonial Koningen Willem I. Sampai sekarang, beberapa ruangan dan perabot yang dulu sering digunakan selama masa tersebut, masih tampak terlihat terawat dengan baik. Anda bisa melihat bagian ruang tunggu yang masih lengkap dengan perabot meja kursi tempo dulu dan beberapa peralatan komunikasi dan kontrol jalur kereta api yang kesemuanya masih dalam kondisi baik. Sayangnya stasiun ini sudah tidak lagi berfungsi sebagai sarana transportasi umum, namun sebagai museum kereta api bisa menjadikannya lebih terawat.

Pada jaman kolonial, kereta api yang ada di stasiun ini digunakan sebagai sarana transportasi umum untuk melayani penumpang dan hasil pertanian di sekitar lokasi. Untuk melintasi area perbukitan, pada bagian tengah dari rel kereta api terdapat plat besi khusus untuk memudahkannya mendaki bukit.

Saat ini, satu dari beberapa lokomotif tua yang ada di stasiun ini masih digunakan untuk keperluan wisata, terutama bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman naik kereta ber-loko seperti yang dulu pernah terjadi. Museum ini mengenakan biaya sebesar 3,5 juta rupiah (+/- 400 USD) untuk sebuah rute perjalanan dengan menggunakan kereta api tua yang mampu mengangkut hingga maksimum 40 orang. Perjalanan sejarah "tempo doeloe" ini menempuh jarak sekitar 20 kilometer pulang-pergi, yakni dari Stasiun Ambarawa hingga Stasiun Bedono dalam waktu tempuh +/- dua jam.

Saratnya kandungan sejarah dengan suasana stasiun kereta api jaman dulu yang masih terawat rapi, menjadikan lokasi ini cukup populer sebagai tempat untuk "pre wedding photgraphy" atau sekedar sarana jalan-jalan dengan binatang peliharaan oleh masyarakat sekitar.
Wisata Lainnya di Indonesia



Read more »

Wisata Flora di Kebun Raya Purwodadi

Anggrek spesies berlabel Paphiopedilum glaucophyllum itu sangat menarik perhatian. Bunganya tidak besar. Sebagai perbandingan, anggrek ini tidak sebesar anggrek bulan. Daya tarik utamanya justru terletak pada labellum atau bibir bunganya yang berbentuk kantong, berwarna ungu, dengan ornamen totol-totol di kelopak bunganya.
Orang menyebutnya anggrek kantong, atau anggrek selop sama dengan nama komersialnya dalam bahasa Inggris, the lady’s slipper orchid. Anggrek endemik kawasan Gunung Semeru itu menjadi salah satu koleksi yang dipamerkan dalam Ekspose Botani untuk memperingati ulang tahun ke-68 Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Para ahli memasukkannya dalam daftar terancam kepunahan. Bentuknya yang unik, menyerupai kantong semar (Nepenthes sp), menyebabkannya diburu para pencinta tanaman.
Jadi arena wisata flora.

Selain anggrek kantong, peringatan ulang tahun itu juga ditandai dengan pengumuman penemuan spesies baru anggrek asal Flores, Nusa Tenggara Timur, yang diberi nama Dendrobium floresianum Metusala. Penemuan anggrek tahun 2006 itu, melengkapi koleksi anggrek alam Kebun Raya Purwodadi yang tercatat 512 jenis, sepuluh di antaranya endemik Jawa Timur.

Selain anggrek, koleksi tumbuhan yang dapat dinikmati di dalam kebun raya itu adalah koleksi palem, koleksi bambu, koleksi pisang, koleksi tanaman berkhasiat obat, koleksi pisang, koleksi polong-polongan. Masing-masing ditempatkan menurut kelompok, sebagian dipisahkan hamparan rumput hijau yang terawat.

Sampai dengan Mei 2009, kebun raya itu menyimpan koleksi 10.934 spesimen tanaman, terdiri atas 174 suku (familia), 909 marga (genus), dan 1.902 jenis (species). Selain diperoleh dari hasil eks-plorasi, koleksi itu juga didapat dari hasil pertukaran dengan negara-negara lain, dan sumbangan pribadi atau instansi lain.

Kebun Raya Purwodadi terletak di Jalan Raya Surabaya-Malang Km 65, masuk wilayah Kabupaten Pasuruan. Lokasinya tepat di tepi jalan besar yang menghubungkan kota-kota Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Tidak sesejuk Kebun Raya Cibodas, karena Kebun Raya Purwodadi terletak di ketinggian 300 meter di atas permukaan air laut. Luas kebun raya yang didirikan Dr LGM Baas Becking pada 1941 itu, adalah 85 hektare.

Sama-sama menyandang nama kebun raya, sebagai pusat konservasi tumbuhan, Kebun Raya Purwodadi berbeda dengan Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, ataupun Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali. Sesuai fungsinya, Kebun Raya Purwodadi melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, konservasi, dan mereintroduksi jenis tumbuhan dataran rendah kering, khususnya kawasan timur Indonesia. Tumbuhan yang dikoleksi dalam bentuk kebun botani itu tentu jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan memiliki potensi ekonomi. Karena sebagian besar jenis tumbuhan koleksi berasal dari dataran rendah kering, salah satu ciri yang ditampakkan adalah meranggas saat memasuki bulan-bulan kering.

“Daya tarik kebun raya ini selain koleksi anggrek alam adalah pemandangan pada saat pohon-pohon yang sekian lama meranggas itu kemudian bersemi atau bertunas. Biasanya pada sekitar bulan September,” kata Munpuni Yuda Aryata, yang menangani jasa dan informasi.
Berkuda keliling Kebun Raya Purwodadi.

Kebun Raya Purwodadi sejak lama menjadi tempat tujuan wisata edukatif bagi keluarga. Walaupun tiap-tiap blok sudah dihubungkan dengan jalan beraspal yang mulus, pilihan berjalan kaki menjelajah kawasan sambil menghirup udara segar adalah pilihan terbaik. Pemandangan sinar matahari menembus rapatnya tajuk pepohonan sungguh menyegarkan mata.

“Yang begini ini langka dijumpai di kota besar. Pemandangan menyegarkan, dan udara bebas polusi,” kata Dwi Narko, Kepala Seksi Konservasi Ex Situ.
Jembatan gantung jadi lokasi favorit berfoto.

Bangku-bangku, gazebo, dan shelter, mudah dijumpai di dalam areal kebun raya, disediakan bagi pengunjung yang ingin beristirahat setelah lelah berjalan kaki, atau membuka bekal piknik.

Trekking di dalam kawasan kebun raya itu bisa berakhir di jembatan gantung yang melintasi Sungai Welang. “Pada sore hari, kalau sedang beruntung, kita bisa menikmati atraksi akrobatik monyet ekor panjang dari lahan seberang,” kata Yudha.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, Kebun Raya Purwodadi memberikan pilihan lain bagi pengunjung untuk mencoba permainan-permainan di alam terbuka (outing). Pengunjung bisa menjajal flying fox, meluncur dari ketinggian dengan tali, di areal koleksi bambu. Menimbulkan sensasi tersendiri ketika melayang di ketinggian, di sela-sela gerombolan bambu dan rapatnya tajuk pepohonan raksasa.

Bagi anak-anak, juga disediakan permainan in line bridge, meniti tali di ketinggian dengan pengaman tubuh. Jika tidak cukup keberanian mencoba permainan tali di ketinggian, di dalam kebun raya bisa ditemui taman bermain untuk anak-anak. Bosan bermain, pilihan lain adalah berkeliling kebun raya dengan naik kuda atau naik kereta kelinci.

Bagi pencinta tanaman, tujuan paling menarik adalah blok koleksi anggrek. Di tempat itu, bisa dilihat kekayaan anggrek alam Indonesia, disusun berdasarkan daerah asal eksplorasinya. Berdekatan dengan kompleks anggrek, bisa dijumpai kios botani yang menyediakan bibit kenanga, cempaka, gaharu, kayu hitam, asem londo, buah bisbul, juwet atau jamblang, dewandaru, dan lain-lain.

“Selain cendera mata kerajinan tangan dari aneka biji-bijian hasil kebun raya, bibit tanaman adalah oleh-oleh yang bisa dibawa pulang,” kata Widji Santoso, Koordinator Koleksi Balai Konservasi Tumbuhan.

Pada hari-hari tertentu atau melalui perjanjian sebelumnya, pengunjung bisa belajar memperbanyak tanaman dengan berbagai teknik, pemanduan dan pelatihan anggrek, menggali ilmu tentang tanaman obat, serta membuat kompos. Pemandangan yang sangat natural juga mengakibatkan kebun raya itu menjadi lokasi pilihan bagi calon pengantin untuk menjalani pemotretan prewedding.

Jadi, siapa bilang berwisata ke kebun raya membosankan karena hanya disodori pemandangan pepohonan?
Kunjungi Wisata Lainnya


Read more »

Selasa, 22 Februari 2011

Kebun Raya Cibodas Jawa Barat

Menjelang liburan anak sekolah, kami sekeluarga menyempatkan diri untuk mengunjungi Kebun Raya Cibodas yang juga sering dikenal dengan Taman Cibodas. Taman Cibodas ini terletak di kawasan Puncak, Jawa Barat. Sebelumnya kami pernah gagal berkunjung ke tempat ini karena  sempat ditutup pada tanggal 1 November 2007 dan baru dibuka kembali pada tanggal 1 Desember 2007, sehingga akhirnya kami sempat berkunjung ke Taman Cibodas Mandalawangi.

Kami penasaran dengan istilah “sorga dunia” yang diucapkan oleh Dr. F.W.Went seorang ahli fisiologi tumbuhan yang berasal dari Jerman, sehingga kami kembali datang ke tempat ini, walaupun dulu waktu kecil & remaja sudah beberapa kali ke Taman Cibodas, namun hanya sekedar sebagai “lokasi acara” yang digunakan oleh sekolah, gereja atau perkumpulan lainnya. Sehingga saya belum menikmati “sorga dunia” tersebut. Kebun Raya Cibodas ini didirikan oleh Johannes Elias Teysjmann pada 11 April 1852 dengan ditandai tibanya bibit pohon kina dari Belanda, dulunya bernama Bergtuin te Tjibodas atau Kebun Pegunungan Cibodas. Menurut Suara Pembaruan, di tempat ini terdapat 10.792 koleksi tanaman, 700 jenis koleksi biji, dan 4.852 koleksi herbarium. Koleksi tanaman di sini terbagi dalam dua koleksi yakni koleksi di kebun dan koleksi di rumah kaca. Koleksi tanaman di rumah kaca terdiri dari anggrek (320 jenis), kaktus (289 jenis), dan sukulen (169 jenis). Namun Anda juga dapat menemukan jenis tumbuhan liar di dalam kebun. Sedangkan koleksi tanaman di kebun berjumlah 1.014 jenis di antaranya terdapat tanaman khas dan menarik seperti Kina (Cinchona pubescens) yang merupakan tanaman obat, pohon Bunya-bunya (Araucaria bidwill) yang merupakan tanaman tua dan mempunyai pokok batang besar, Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) yang mempunyai bunga berukuran raksasa dan menarik serangga.


Terletak lereng gunung Gede Pangrango, tepatnya di desa Rarahan, Cimacan, dengan jarak sekitar 85 km dari Jakarta, cukup mudah mencapai tempat ini, karena ada petunjuk jalan di jalan Raya Puncak. Jika dari arah Jakarta maka lokasi Kebun Raya Cibodas ini terletak di sebelah kanan jalan. Dari jalan raya, kita masuk sekitar 4 km lagi untuk mencapai gerbang Kebun Raya Cibodas. Dari gerbang masuk pertama, kita dikenakan biaya sebesar Rp. 2.000 per orang dan Rp 5.000 untuk mobil (semua harga per Juli 2008). Dari tiket yang diberikan tertulis atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur sebagai retribusi daerah wisata. Dari pintu gerbang pertama kita mengikuti jalan, lalu pilih arah yang ke arah kiri (yang lurus akan menuju ke Cibodas Mandalawangi). Di sini kita akan menemui pintu gerbang lagi, pintu ini adalah pintu masuk ke kawasan Kebun Raya Cibodas. Di sini dikenakan biaya sebesar Rp 6.000/orang dan Rp. 15.500 untuk mobil. Anda juga bisa parkir di tempat parkir, jika hendak berjalan kaki ke dalam, namun saran saya sebaiknya Anda membawa kendaraan ke dalam areal Kebun Raya, terutama jika ada anggota keluarga yang sudah lanjut usianya atau membawa anak kecil. Kita ingin berekreasi, dan bukan berlelah-lelah kan ?

Dalam Kebun Raya Cibodas ini, udara sejuk dan bersih langsung membuat paru-paru kita bernafas lega, hilanglah kepenatan selama hidup di kota besar yang penuh polusi udara, kebisingan dan kesibukan sehari-hari. Ikuti jalan, dan Anda akan menjumpai beberapa taman-taman. Yang pertama adalah Rhododendron Garden, taman ini berlokasi agak berbukit-bukit, ada beberapa pondokan yang dapat digunakan untuk beristirahat. Indah sekali tanaman yang terdapat disini. Lalu setelah itu ada . Dalam taman yang memiliki landscape bernuansa Jepang ini terdapat jembatan untuk menyeberangi sungai kecil yang mengalirkan air yang jernih dan dingin. Disini pun terdapat pondokan untuk beristirahat. Saat kami beristirahat di pondokan ini, kami mengagumi keindahan Kebun Raya Cibodas ini dan sekaligus salut kepada LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai pengelola Kebun Raya, bagaimana mereka dapat memelihara taman sebesar ini.

Tempat menarik berikutnya adalah taman lumut. Sayangnya taman tersebut tidak dibuka saat kami kesana. Namun kami masih dapat melihat2 dari balik pagar. Dari informasi yang kami dapat dari Gatra, lumut yang tumbuh di Taman Cibodas berjumlah tak kurang dari 178 spesies. Seluruhnya tumbuh subur di antara percikan air terjun yang menimpa bebatuan. Dari dalam mulut gua, tumbuhan tingkat rendah itu merayap hingga akar dan batang pepohonan. Walhasil, tak ada ruang bebas lumut di taman itu. “Ini taman lumut terbesar dan satu-satunya yang berada di luar ruangan di dunia,” ujar Holif Immamuddin, Kepala Kebun Raya Cibodas. Menurut dia, di Jerman dan di Singapura memang ada taman lumut juga, tapi berada di rumah kaca, dan koleksinya cuma tujuh spesies. Taman lumut di Jepang pun cuma memiliki sekitar 10 spesies. “Ini taman lumut pertama dan terbesar di dunia,” kata Benito Tan, Wakil Presiden Bryophyta Internasional, lembaga yang membidangi lumut. Sebagian besar lumut yang tumbuh di Cibodas adalah lumut lokal yang tumbuh di kawasan Kebun Raya Cibodas. Sebagian lagi diperoleh dari Sumatera dan Kalimantan. Wah cukup membanggakan bukan… Oh ya persis di sebelah taman lumut terdapat taman bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanium).

Terdapat pula rumah kaca yang didalamnya terdapat kaktus, anggrek dan tanaman-tanaman lainnya. Untuk rumah kaca kaktus dan sukulen menampung 353 jenis. Koleksinya datang dari seluruh dunia, termasuk Agave, Dracaena, Sansevieria, Yucca dan Aloe. Sedangkan untuk anggrek bila ditotal, ada 320 jenis anggrek yang mengisi rumah kaca. (sumber: http://liburan.info/content/view/511/43/). Wah sangat menarik melihat tanaman-tanaman ini. Di Kebun Raya Cibodas ini juga terdapat kolam ikan, guest house, aneka tanaman obat, galeri tanaman hias. Juga tidak ketinggalan ada air terjun, namun Anda harus berjalan sekitar 1 km untuk mencapainya. Wah pokoknya banyak deh yang bisa dilihat-lihat di tempat ini. Saya sempat beristirahat di samping pohon yang rindang, sambil memandang ke langit biru, dengan diiringi kicauan burung dan aroma sedap bunga-bunga, wah pengalaman yang jarang dapat saya temukan.

Beberapa saran dari kami untuk berkunjung ke Kebun Raya Cibodas ini: hindari datang saat liburan, pasti ramai sekali, yang pada akhirnya Anda hanya dapat melihat manusia-manusia saja, dan Anda tidak dapat menikmati keindahan tanaman disini. Juga perhatikan jam dimana ada pengaturan arus di jalan raya puncak, dan hindari jam-jam macet. Kami mengalami perjalanan selama 5 jam dari Jakarta ke Cibodas, karena adanya penutupan jalur dari Jakarta ke Puncak. Dan pulangnya lebih parah, yaitu selama 6 jam.. Ini disebabkan padatnya jalan karena libur anak sekolah. Masukkan dari kami untuk pengelola, ada baiknya di tempat-tempat parkir di dalam lokasi tidak dipungut lagi bayaran oleh tukang parkir liar. Karena spot-spot tempat parkir yang disediakan sebenarnya cukup baik dan memudahkan untuk pengunjung menikmati taman-taman disekitarnya, tapi akan repot kalau tiap kali berhenti kita harus menyiapkan biaya parkir lagi. Kami juga mendapatkan pengalaman kurang baik saat makan & minum di kantin Kebun Raya Cibodas, mungkin ada baiknya membawa makanan & minuman dari luar. Oh ya akan sangat baik jika dari Pemda setempat dapat membuat jalur ke Taman Safari melalui jalur Sukabumi, karena salah satu penyebab kemacetan adalah banyaknya kendaraan yang menuju Taman Safari ini.


    Kebun Raya Cibodas
    Jalan Kebun Raya Sindanglaya Cipanas Cianjur
    Telp. 0263-512233, 520448, 520467
(www.jalanjajanhemat.com)
Kunjungi Wisata Lainnya



Read more »

Rabu, 16 Februari 2011

Sungai Berantas

Salah obyek wisata air di Kota Mojokerto, adalah Dermaga Sungai Brantas. Di sana, Anda dapat menikmati indahnya Sungai Brantas dengan merasakan sejuknya terpaan angin sungai tanpa dipungut biaya.
Dengan panjang area kurang lebih sepanjang 1 km, membuat kawasan sungai hingga di jembatan gajah Mada, yang terletak di sekitar Jl. Wayam Wuruk.

Berwisata kesana, tanpa dipungut biaya. Makanya silakan berkunjung dan nikmati pesona Kawasan Sungai Brantas Indah. Selain menikmati keindahan sungainya yang indah, Anda juga dapat melakukan Jogging Track Kota Mojokerto Dermaga Sungai Brantas yang merupakan salah obyek wisata air di Kota Mojokerto.
Fasilitas yang ada yakni caffe lesehan menyediakan berbagai macam makanan sehingga memungkinkan para pengunjung dapat memilih tempat makanan yang sesuai keinginan. Area ini sangat cocok untuk berolah raga pada pagi hari dan jalan-jalan sore sambil menikmati hembusan angin sungai yang sepoi-sepoi.


Info Wisata di Indonesia
Read more »

Minggu, 13 Februari 2011

Wisata Curug Cilember

Lokasi Curug Cilember di Cisarua, Bogor, Jawa Barat ini mungkin belum banyak yang tahu karena letaknya yang cukup sulit untuk dilalui kendaraan, papan penunjuk arahpun sulit dicari. Padahal lokasi wisata ini cukup segar untuk sekedar melepaskan penat dihari libur. Harga tiket masuknyapun relatif murah, jadi kita bisa mengajak seluruh anggota keluarga untuk berlibur

Wana Wisata Curug Cilember merupakan panorama bukit dengan hamparan pinus merkusi dimana terdapat sumber mata air dan air terjun. Lokasinya tak jauh dari Jakarta; berada disebelah kiri jalan jalur Ciawi – Puncak, tepatnya di Cisarua ± 15 Km dari pintu tol Gadog (Jagorawi). Berada di kawasan hutan lindung Bogor - Puncak - Cianjur (Bopunjur) di ketinggian ± 800 mdpl.

Setelah melalui jalan aspal mulus berliku-liku, di sebuah bukit yg masih dijaga Perhutani, dibelakang sekumpulan villa-villa dengan halamannya yang luas, terdapatlah sebuah bukit yg berbeda dari sekitarnya. Bukit tersebut. terlihat mencolok diantara bukit-bukit lain yang penuh dengan ladang-ladang penduduk. Menemukan kehijauan disini, seperti menemukan oase ditengah gurun yg terdiri kampung, villa dan kebun jagung. Sepintas hanya satu punggungan bukit saja yg masih terlihat hijau dgn tanaman pinus berdiameter cukup besar. Bukit itu bernama Hambalang.

Tetapi, setelah memasuki gerbangnya, pemandangan berubah drastis. Sekarang kita memasuki lokasinya yg asri dan tenang. Gemericik air terdengar dari sebuah pancuran bambu yang mengangguk-angguk karena kosong lalu teris air dan seterusnya. Air jernih mengalir disela-sela batuan dan tanam-tanaman yg berasal dari sebuah mata air, sebuah tempat yang kita akan tuju. Jembatan gantung, taman kupu-kupu, taman air, taman anggrek, menambahkan suasana rileks

Jika kita berkesempatan mendatangi tempat ini, ada baiknya anda mencoba melintasi jembatan gantung yang diberi nama jembatan cinta. Entah apa yang menyebakan jembatan ini dinamai demikian. Tapi yang jelas, walau sangat menegangkan, melintasi jembatan ini akan membuat anda merasa keasyikan dan dijamin anda pasti akan melakukannya secara berulang-ulang.

Air terjun yang dalam bahasa Sunda disebut curug ditempat wisata yang dikelola Perhutani ini jumlahnya tidak tanggung - tanggung. Totalnya ada tujuh air terjun yang terletak di ketinggian berbeda, tapi kebanyakan pengunjung hanya mampu menikmati keindahan air terjun alam ini sampai di curug tujuh yang lokasinya paling bawah. Soalnya untuk mencapai air terjun yang ke 6 sampai ke 1 jalannya terus nanjak. Bayangin saja dari curug tujuh sampai curug satu butuh waktu 3,5 jam.

Kalaupun anda tidak minat untuk naik ke curug selanjutnya, masih banyak rekreasi yang bisa anda sekularga dlakukan di curug ke tujuh ini. Ada permainan flying fox yang pasti menjadi favoritnya anak - anak. Juga bisa sekalian bermalam di areal campingnya dan ada Taman Kupu - Kupu. Tempat wisata di Cilember Cisarua Bogor tidak hanya terkenal dengan tujuh Curugnya saja (air terjun). Tapi juga ada Taman Kupu - Kupu dimana kita bisa melihat berbagai jenis kupu - kupu dipelihara disana.

Di kubah raksasa seluas 500 meter inilah Taman Kupu - Kupu ini berada. Taman Kupu - Kupu di Cilember ini sepertinya menjadi daya tarik tersendiri buat para pengunjung. Taman Kupu - Kupu Cilember ini bukan cuma menyediakan tempat hidup bagi kupu - kupu tapi juga ada sekalian tempat pembiakannya. Tempat budidaya kupu - kupu yang dibuka tahun 2001 ini sudah melakukan penangkaran terhadap 12 species kupu - kupu yang semuanya asli Indonesia.

Di laboratorium penangkaran kupu - kupu ini juga kita jadi tahu bagaimana cara metamorfosa alias rumah wujud kupu - kupu dari ulat jadi hewan bersayap cantik itu. Ditempat ini semua kepompong yang sebentar lagi menjadi kupu - kupu bisa diamati. Kupu - kupu yang panjang hidupnya hanya bertahan satu bulan itu butuh waktu tiga hari untuk menghasilkan telur bila terjadi perkawinan antara jantan dan betinanya. Sekali bertelur mencapai 50 hingga sampai tua.

Tidak perlu dibantu kalau lihat kupu-kupu lagi berusaha keluar dari kepompongnya, karena bisa-bisa malah ngak bisa terbang, soalnya justru dengan caranya sendiri keluar dari kepompong sayapnya bisa berkembang sempurna. Kebayang senangnya anak - anak bisa jadi saksi sebuah kehidupan bahan dari serangga yang cantik itu. Ciri Cilember ternyata bukan menawarkan indahnya panorama dan sejuknya air pegunungan. Tapi juga bisa jadi tempat kita belajar mencintai dan menghargai kehidupan alam bebas.

Anda juga tak perlu membawa perlengkapan apa-apa, karena tenda dan alat-alat masak pun bisa disewa. Keamanan yg biasanya selalu dikhawatirkan untuk sebuah camping keluarga, tak perlu ada, karena lokasi camping ground dijaga 24 jam oleh hansip dari penduduk kampung sekitar yg memahami arti pentingnya keamanan kenyamanan anda disitu.

Kunjungi Juga Wisata Indonesia lainnya.


Read more »

Air Terjun Bojongkoneng

Berawal dari sebuah pamflet wisata outbond yang ditempel disebuah dinding, dengan sebuah foto yang menggambarkan sekumpulan orang bergandengan tangan didepan air terjun yang tampak cukup besar, timbul keinginan untuk mengunjungi lokasi tersebut. Peta sederhana tanpa skala yang ada pada pamflet tersebut menggambarkan bahwa lokasinya terletak diantara Gunung Batu dan Gunung Geulis. Segera saja sesampai dirumah saya membuka peta bakosurtanal skala 1:25000 untuk mencari kedua gunung tersebut dan mencatat semua track perjalanan yang mungkin membantu mencapai tujuan, dan memindahkannya ke perangkat GPS. Setelah berembuk dengan seorang teman akhirnya diputuskan untuk berangkat hari minggu pukul 5 pagi.

Perjalanan menuju lokasi dimulai dengan melajukan kendaran kearah perumahan bukit sentul, untuk kemudian berbelok melintasi perumahan bukit pelangi dan menuju desa bojongkoneng. Minimnya informasi akan letak sebenarnya dari air terjun tersebut menyebabkan beberapa kali harus bertanya kepada penduduk sekitar. Dan ternyata benar, asumsi awal yang telah dibuat akan lokasi tujuan ternyata berbeda cukup jauh dilapangan, akibatnya track yang sudah disiapkan bisa dibilang tidak berguna lagi Tentunya acara bertanya arah jalan menuju lokasi menjadi rutinitas yang sering mewarnai perjalanan kali ini. Terlebih setelah bentuk jalan yang sebelumnya berupa aspal mulus berubah menjadi jalan makadam(berbatuan) dengan lebar yang sempit, menambah keraguan akan benar-tidaknya jalan yang telah ditempuh. Bila berpapasan dengan kendaraan dari arah yang berlawanan, maka terpaksa harus mencari badan jalan yang cukup untuk dilewati dua kendaraan. Tak jarang halaman pekarangan rumah penduduk setempat, terpaksa digunakan untuk parkir sejenak, menunggu kendaraan lain selesai melintasinya dari arah yang berlawanan. Untunglah pada akhirnya seorang pemuda yang ditanyai, menawarkan diri untuk menjadi pemandu menuju lokasi air terjun.

Rute perjalananpun mulai berubah, karena jalan yang ditempuh sudah tidak bisa lagi dilalui kendaraan bermotor. Setelah memarkirkan mobil disalah satu pekarangan rumah penduduk, perjalanan dimulai dengan melintasi jalan setapak diantara kebun singkong, beralih ke kebun pisang, melintasi sungai, dan pematang sawah. Ade, nama penunjuk jalan kami, tiba-tiba menunjukkan jarinya ke suatu arah, dan saat kami memalingkan muka kearah yang dimaksud, tampaklah sebuah air terjun yang sedang melimpahkan air dengan sangat derasnya. Meskipun jarak yang hendak dituju masih cukup jauh dari tempat dimana kami berdiri, namun air terjun tersebut nampak cukup jelas terlihat, suatu bukti bahwa air terjun yang hendak kami tuju ini tentunya memiliki ukuran yang besar.

Kurang lebih 1,5 km total perjalanan yang mesti ditempuh dengan perjalanan kaki. Tiba dilokasi, kami dihadapkan dengan sebuah air terjun dengan ketinggian +/- 30 meter. Air melimpah dengan sangat derasnya meluncur dari atas menuju ke bawah dengan debit air yang cukup tinggi. Derasnya air yang jatuh ke permukaan kolam menimbulkan riak air dan hembusan angin yang cukup kencang. Hembusan angin yang membawa juga butiran air, praktis menyulitkan untuk proses pengambilan gambar/foto dikarenakan harus berulang-ulang menyeka lensa dari cipratan air. Disekeliling air terjun merupakan tebing terjal dengan dua bagian celah yang berada disamping kiri untuk mengalirnya air dan dibagian depan air terjun, digunakan pengunjung sebagai pintu masuk ke lokasi ini.

Penasaran dengan kesegaran air terjun yang ada dihadapan kami, ditambah lagi pakaian yang menempel dibadan telah menjadi lembab terkena hembusan angin bercampur partikel air, kamipun memutuskan untuk mandi di air terjun tersebut. Setelah melepas baju dan menyimpan peralatan kamera dibalik tebing agar aman dari cipratan air, kami berduapun segera membenamkan diri di kolam. Air yang bening dan dingin benar-benar memberikan kesegaran tersendiri. Uniknya, ketika berulangkali mencoba mendekati tempat jatuhnya air terjun yang berada di tengah kolam, selalu saja mengalami kegagalan. Hembusan angin dan riak air yang cukup keras selalu berhasil "melemparkan" kami kembali ketepian kolam. Setelah berjuang cukup keras dengan berjalan mundur agar muka tehindar dari curahan air terjun akhirnya berhasil juga mencapai bagian paling muka dari limpahan air terjun. Air mengalir dengan derasnya menimpa bagian punggung bagaikan ribuan palu kecil yang menghantam dan menimbulkan rasa nyeri. Tak tahan dengan rasa sakit di punggung dan kepala, kamipun berusaha menjauh/menghindar sebuah keputusan yang mengakibatkan terlemparnya kembali kami ketepian luar dari air terjun.

Setelah puas bermain air, dan badan mulai mengigil kedinginan, kamipun keluar dari kolam dan kembali memakai pakaian yang sudah basah-lembab. Sungguh menyenagkan sekali bermain air terjun dilokasi yang masih alami ini. Tidak adanya sampah menambah poin positif dan merupakan bukti bahwa jarang orang berkunjung kelokasi air terjun desa Bojongkoneng. Ade-pun menambahkan, terkadang di sisi tebing air terjun banyak dijumpai monyet, yang sayang sekali kami tidak menemukan barang seekorpun saat itu.
(navigasi.net)
Tempat Wisata di Indonesia


Read more »

Pelabuhan Ratu, Pesona yang Terlupakan

MAKNA ombak dan gelombang laut mungkin tak pernah sama di mata orang. Pemandangan pantai dan laut lepas yang bergelombang yang menghasilkan alunan suara yang khas selalu saja membuat orang yang menikmatinya terlena.

Kekaguman, penasaran bahkan rasa takut berbaur menjadi satu ketika sapuan ombak laut menghampiri dan menerpa kaki serta tubuh kita.

Bagi para turis ombak justru menjadi sahabat yang selalu di tunggu kedatangannya, makin besar dan tinggi ombak makin bersemangat sang pelancar menikmatinya, entah apa yang ada di hatinya ketika ia berdiri tepat di atas gelombang lautan yang bergemuruh seakan berlomba mencapai tepian.

Panorama pantai ternyata bisa jadi obat yang mujarab bagi kita setelah sekian waktu selalu dilingkupi rutinitas yang bisa membuat kita jenuh, suntuk bahkan depresi. Wisata pantai juga bisa kita dapatkan dengan harga yang relative murah, dengan berbagai kegiatan yang bisa kita nikmati, berenang misalnya.

Salah satu pantai yang layak kita kunjungi adalah pantai Pelabuhan Ratu. Selain indah, pantai yang terletak sekitar 4 jam perjalanan darat dari Kota Hujan Bogor ini memiliki berbagai kelebihan di banding pantai lainnya di Indonesia.

Pantai pelabuhan ratu merupakan pantai yang memiliki keindahan panorama yang khas. Perpaduan antara pantai yang curam, pantai landai, karang terjal yang dilatar belakangi cagar alam hutan dan gunung serta sungai yang aliran derasnya dapat digunakan untuk arena arung jeram.

Di sekitar Pantai Pelabuhan Ratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi main surfing. Dari Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh dan Ujung Genteng. Di bulan-bulan tertentu antara Mei- sampai Oktober lokasi-lokasi ini biasanya akan ramai dikunjungi para peselancar.

Untuk kegiatan di darat, kita bisa jalan-jalan menuju sumber air panas di Cisolok. Letaknya sekitar 17 kilometer dari kota Pelabuhan Ratu. Sumber air panas ini sangat cocok untuk membersihkan kulit dari segala macam penyakit. Maklum, airnya mengandung unsur belerang yang tinggi.

Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara boleh dikatakan datang ke Pelabuhan Ratu karena latar belakang misteri dibalik keindahan panoramanya, disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.

Mitos yang menceritakan bahwa Pelabuahn Ratu adalah tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan Nyai Roro Kidul merupakan daya tarik tersendiri bagi para penginjung. Apa lagi disekitar lokasi pantai tepatnya di Karang Hawu terdapat tempat Petilasan (persinghahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritul tertentu ataupun hanya sekedar mampir untuk melihat-lihat.

Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang foto sang penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul yang lumayan besar.

Untuk urusan penginapan, di sepanjang pantai banyak terdapat penginapan dengan harga yang berfariasi dari yang murah dengan fasilitas seadanya sampai hotel berbintang yang sudah jelas mempunyai fasilitas yang lebih memadai.

Atau anda bisa memilih Hotel Inna Samudra Beach yang juga tidak bisa di lepaskan dari banyak mitos yang berkembang di lingkungan setempat bahkan mungkin di Jawa Barat, karena Hotel berbintang empat yang dahulu sering di kunjungi Presiden RI pertama ini memiliki satu kamar unik yaitu kamar 308 yang menurut cerita pernah di singgahi Nyai Roro Kidul. Di kamar ini anda juga bisa melakukan ritual atau sekedar melihat-lihat untuk mengobati rasa penasaran.

Setelah puas berkeliling menikmati keindahan panorama Pantai Pelabuhan Ratu, anda juga bisa mengunjungi tempat pelelangan ikan dan membeli beberapa jenis mahluk laut untuk sekedar oleh-oleh yang khas dari Pelabuhan Ratu di akhir acara liburan anda. Lokasi pelelangan berbagai macam jenis penghuni laut ini tidak jauh dari terminal bus Pelabuhan Ratu.
Wisata Indonesia



Read more »

Monumen Peter Erberveld

MENENGOK masa lalu bukan cuma pekerjaan para sejarawan. Para pelancong pun bisa ikut menikmatinya lewat sisa dan situs sejarah yang tertinggal.

Biasanya acara rekreatif ini makin ciamik bila informasi yang disampaikan pun akurat. Namun repotnya, di negeri ini tak semua peninggalan sejarah berada dalam kondisi prima.

Sudah tak terawat, terlupakan pula keberadaannya. Kalau tak percaya, mari sejenak ”cari angin” ke bilangan Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta. Di kawasan ini, setidaknya ada beberapa situs sejarah yang bisa kita perbandingkan nilai sejarah dan kondisinya saat ini.

Monumen Peter Erberveld

Dari Gereja Sion, sedikit lebih jauh menyusuri Jalan Pangeran Jayakarta kita melihat showroom mobil Toyota. Di tempat ini, beberapa tahun lalu terdapat sebuah monumen yang agak aneh.

Sebuah tembok bercat putih dan di atasnya dipasang sebuah tengkorak yang terbuat dari gips. Pada dinding monumen tertulis teks dalam bahasa Belanda dan bahasa Jawa.

Monumen sengaja dibuat untuk kenang-kenangan atas peristiwa hukuman mati terhadap Peter Erberveld. Menurut Adolf Heukeun, pengamat sejarah Batavia, Erberveld adalah seorang yang cukup berpendidikan.

Ia keturunan seorang Jerman kaya yang menikahi wanita Thailand. Peter Erberveld sendiri berasal dari Kota Elberfeld, yang sekarang menjadi bagian Kota Wuppertal di negara bagian Nordrhein-Westphalen, Jerman.

Peter Erberveld banyak berhubungan dengan masyarakat lokal seputar Batavia. Konon, ia malah sudah berhubungan dengan putra-putri Suropati, yang terus memerangi Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) di Jawa Timur. Katanya ia suka membagikan piringan tembaga yang kecil kepada pengagum-pengagumnya sebagai jimat.

Laporan resmi VOC menyebutkan, bahwa Erberveld bersama Raden Kartadria – seorang Jawa – sejak lama berencana membunuh semua penduduk Belanda di Batavia pada pesta malam tahun baru 1722. Kabarnya, Erberveld ingin menjadi kepala Kota Batavia, sedang Raden Kartadria mau menjabat patih daerah luar kota.

Ada sumber lain yang mengatakan bahwa sultan dari Banten, yang diminta Erberveld untuk mendukung rencana pemberontakan, memberi tahu sang gubernur jenderal. Pasalnya sang sultan cemas akan pengaruh Erberveld dan Kartadria dalam wilayah kekuasaannya.

Tiga hari menjelang rencana pembunuhan itu dilakukan, semua peserta pertemuan rahasia yang berlangsung di rumah Erberveld, ditangkap. Tempatnya persis di showroom mobil saat ini. Sejak 1985, ruang pamer itu ”sukses” menggeser keberadaan situs sejarah Erberveld. Ini satu contoh betapa ”noraknya” bangsa ini dalam menghargai sisa sejarah.

Bersama tujuh belas pengikutnya yang kesemuanya orang Indonesia, Erberveld bersama Kartadria dihukum mati pada 22 April 1722. Pelaksanaan hukuman yang sadis itu digelar di lapangan sebelah selatan Benteng Batavia. Bayangkan, tubuh mereka semua dicincang dan jantung dicopot. Saking sadisnya, tubuh itu ditarik ke empat penjuru dengan empat kuda sampai pecah jadi empat bagian.

Karena alasan keamanan, pembunuhan ini tak dilakukan di depan Balai Kota. Orang Belanda khawatir pengikut-pengikut yang belum tertangkap akan menuntut balas. Kampung sekitar bekas monumen masih disebut Kampung Pecah Kulit.
Wisata Indonesia 


Read more »

Rabu, 09 Februari 2011

Berwisata di Bendungan Selorejo

Di bagian barat Kabupaten Malang terdapat sebuah bendungan yang cukup menarik untuk dikunjungi. Bendungan tersebut bernama Bendungan Selorejo. Untuk menuju ke lokasi, kami menggunakan jalur Malang-Batu yang menuju ke Taman Wisata Bendungan Selorejo.

Perjalanan melewati jalanan yang berliku dan perbukitan, ditempuh selama satu jam dari kota Malang. Ketika tiba di Taman Wisata Selorejo, suasana bendungan terasa sejuk. Keindahan alam terpancar ketika kami tiba di tepian bendungan, hamparan bendungan yang luas dikelilingi oleh perbukitan dan gunung.
Disekitar bendungan banyak orang yang melakukan aktivitas memancing baik di tepian bendungan maupun ditengah-tengah bendungan dengan menggunakan perahu kecil

Fasilitas pendukung Taman Wisata Selorejo sudah cukup baik diantaranya kolam renang, jembatan gantung, penginapan, persewaan perahu, kuliner berupa ikan bakar, dan masih banyak lagi. Selain hari minggu dan libur, suasana Taman Wisata ini cukup sepi sehingga cukup nyaman digunakan untuk jalan-jalan dan bersantai.
Read more »

Mengintip Sentra Pembuatan Telur Bebek Asin di Brebes

Nama telur asin mungkin sudah tidak asing bagi mereka yang sering melakukan perjalanan menggunakan kereta api ekonomi dan bisnis menuju ke jakarta atau sebaliknya. Makanan ini sering dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjualan di kereta api dan banyak ditemui di berbagai kota. Namun hanya sedikit orang yang tahu bahwa asal telur asin itu berasal dari Brebes.

Akhirnya kami berkesempatan mengunjungi ke salah satu sentra industri pembuatan telur bebek asin yang terletak di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Industri ini berskala rumah tangga dan menengah sehingga hampir setiap rumah di desa ini memproduksi telur asin.

Proses membuat telur bebek asin masih menggunakan cara yang sederhana, belum menggunakan peralatan modern.  Sebelumnya dilakukan pemilihan telur yang baik yaitu telur tidak mengalami retak atau pecah dan bukan telur yang telah dibuahi (telur tetas). Telur bebek yang telah dipilih dan dibersihkan dilumuri dengan adonan tanah liat yang telah dicampuri dengan air, abu gosok, dan garam laut. Telur bebek dilapisi adonan kurang lebih 1cm dan diakhiri dengan pemberian lapisan abu gosok.

Telur yang sudah selesai dilapisi adonan tanah liat dimasukkan kedalam sebuah tempat atau peti untuk disimpan selama 14 hari atau 2 minggu. Setelah 2 minggu, lapisan tanah liat dibersihkan sampai bersih sampai tidak ada kotoran di pori-pori kerabang telur. Ada beberapa teknik pemasakan telur bebek asin yaitu direbus, dipanggang, dan dioven.

Perbedaan teknik pemasakan telur bebek asin mempengaruhi tekstur dan rasa. Telur bebek asin yang mengalami proses perebusan bertekstur basah dan berair. Telur bebek asin yang mengalami proses pemanggangan dan oven memiliki tekstur kesat dan memiliki rasa yang khas. Keunggulan telur bebek asin yang dimasak melalui proses pengovenan adalah lebih tahan lama dan kandungan nutrisi telur tetap terjaga.
Telur bebek asin Brebes ini memiliki ciri khas yaitu gurih, rasa asin yang merata di sebuah bagian telur dan warna merah kecoklatan pada kuning telur yang kaya akan omega-3 dan protein. Sedikit berbeda dengan telur bebek asin yang sekarang banyak di jumpai di daerah-daerah lain. Harga jual telur bebek asin di Brebes antara Rp1.800,- hingga Rp2.400,- untuk telur rebus, antara Rp2.200,- hingga Rp3.000,- untuk telur yang dioven atau dipanggang.
Read more »

Selasa, 08 Februari 2011

Anak Gunung Kelud

Anak Gunung Kelud kami kunjungi beberapa saat setelah meninggalkan base camp yang dibuat oleh para pendaki Tebing Sumbing Gunung Kelud. Jarak dari terowongan sampai ke pinggir tebing pengamatan Anak Gunung Kelud hanya beberapa puluh meter saja, dan di tepian tebing itu terdapat sebuah gubug sederhana yang menjual VCD yang merekam munculnya Anak Gunung Kelud, serta menjual jasa pemotretan.
Terdapat anak tangga untuk turun ke lembah ke kaki Anak Gunung Kelud berada, yang sebelumnya merupakan lokasi Danau Kawah Kelud. Kami tidak turun ke lembah, namun hanya memotret Anak Gunung Kelud dari tepian tebing, dan lalu memotretnya dari anak tangga yang menuju ke Gardu Pengamatan di Puncak Gajah Mungkur.
Anak Gunung Kelud
Gubug sederhana di tepian tebing Anak Gunung Kelud yang menjual VCD proses munculnya Anak Gunung Kelud itu. Tempat ini, meskipun sederhana, bisa menjadi tempat bersantai sambil menikmati pemandangan sekitar. Beberapa merk minuman ringan juga tersedia di tempat itu.
Anak Gunung Kelud
Puncak Anak Gunung Kelud dari balik sebuah gerumbul perdu. Munculnya Anak Gunung Kelud adalah sebuah fenomena langka yang menggantikan siklus letusan Gunung Kelud yang biasanya terjadi setiap 15 tahun sekali.
Anak Gunung Kelud
Dua buah batu andesit raksasa di Puncak Anak Gunung Kelud, seolah menjadi penyumbat muntahan lahar yang membantu menghentikan pertumbuhan Anak Gunung Kelud. Entah sampai kapan tenaga energi di perut Kelud yang dahsyat itu bisa dijinakkan.
Anak Gunung Kelud
Anak Gunung Kelud setinggi 250 m dan berdiameter 450 m ini masih terlihat gundul dan berwarna abu-abu gelap. Anak Gunung Kelud memang belum cukup umur untuk ditumbuhi lumut dan tetumbuhan daerah pegunungan lainnya. Di sana-sini masih terlihat asap mengepul dari sela-sela bebatuan Anak Gunung Kelud itu.
Anak Gunung Kelud
Beberapa remaja tampak tengah naik meniti anak tangga setelah turun ke lembah di kaki Anak Gunung Kelud. Pemandangan dari bawah mestinya indah, karena bisa memotret Anak Gunung Kelud dengan latar belakang Puncak Gajah Mungkur.
Anak Gunung Kelud
Anak Gunung Kelud dikelilingi oleh puncak-puncak pegunungan Kelud yang tinggi, sehingga bisa dipahami mengapa Anak Gunung Kelud muncul dari dalam mendiang Danau Kelud, karena pada lokasi itu relatif tidak ada penghalang bagi keluarnya magma.
Anak Gunung Kelud
Tidak diketahui apakah air di kaki Anak Gunung Kelud itu merupakan bagian dari mendiang Danau Kelud yang tersisa, atau kah berasal dari air hujan yang mengguyuri Anak Gunung Kelud dalam tiga tahun terakhir.
Anak Gunung Kelud
Bagian lereng Anak Gunung Kelud yang berwarna keputihan itu tampaknya merupakan sela-sela batuan tempat dimana asap dari perut Anak Gunung Kelud menyelusup keluar.




Anak Gunung Kelud

Anak Gunung KeludAnak Gunung Kelud kami kunjungi beberapa saat setelah meninggalkan base camp yang dibuat oleh para pendaki Tebing Sumbing Gunung Kelud. Jarak dari terowongan sampai ke pinggir tebing pengamatan Anak Gunung Kelud hanya beberapa puluh meter saja, dan di tepian tebing itu terdapat sebuah gubug sederhana yang menjual VCD yang merekam munculnya Anak Gunung Kelud, serta menjual jasa pemotretan.
Terdapat anak tangga untuk turun ke lembah ke kaki Anak Gunung Kelud berada, yang sebelumnya merupakan lokasi Danau Kawah Kelud. Kami tidak turun ke lembah, namun hanya memotret Anak Gunung Kelud dari tepian tebing, dan lalu memotretnya dari anak tangga yang menuju ke Gardu Pengamatan di Puncak Gajah Mungkur.
Anak Gunung Kelud
Gubug sederhana di tepian tebing Anak Gunung Kelud yang menjual VCD proses munculnya Anak Gunung Kelud itu. Tempat ini, meskipun sederhana, bisa menjadi tempat bersantai sambil menikmati pemandangan sekitar. Beberapa merk minuman ringan juga tersedia di tempat itu.
Anak Gunung Kelud
Puncak Anak Gunung Kelud dari balik sebuah gerumbul perdu. Munculnya Anak Gunung Kelud adalah sebuah fenomena langka yang menggantikan siklus letusan Gunung Kelud yang biasanya terjadi setiap 15 tahun sekali.
Anak Gunung Kelud
Dua buah batu andesit raksasa di Puncak Anak Gunung Kelud, seolah menjadi penyumbat muntahan lahar yang membantu menghentikan pertumbuhan Anak Gunung Kelud. Entah sampai kapan tenaga energi di perut Kelud yang dahsyat itu bisa dijinakkan.
Anak Gunung Kelud
Anak Gunung Kelud setinggi 250 m dan berdiameter 450 m ini masih terlihat gundul dan berwarna abu-abu gelap. Anak Gunung Kelud memang belum cukup umur untuk ditumbuhi lumut dan tetumbuhan daerah pegunungan lainnya. Di sana-sini masih terlihat asap mengepul dari sela-sela bebatuan Anak Gunung Kelud itu.
Anak Gunung Kelud
Beberapa remaja tampak tengah naik meniti anak tangga setelah turun ke lembah di kaki Anak Gunung Kelud. Pemandangan dari bawah mestinya indah, karena bisa memotret Anak Gunung Kelud dengan latar belakang Puncak Gajah Mungkur.
Anak Gunung Kelud
Anak Gunung Kelud dikelilingi oleh puncak-puncak pegunungan Kelud yang tinggi, sehingga bisa dipahami mengapa Anak Gunung Kelud muncul dari dalam mendiang Danau Kelud, karena pada lokasi itu relatif tidak ada penghalang bagi keluarnya magma.
Anak Gunung Kelud
Tidak diketahui apakah air di kaki Anak Gunung Kelud itu merupakan bagian dari mendiang Danau Kelud yang tersisa, atau kah berasal dari air hujan yang mengguyuri Anak Gunung Kelud dalam tiga tahun terakhir.
Anak Gunung Kelud
Bagian lereng Anak Gunung Kelud yang berwarna keputihan itu tampaknya merupakan sela-sela batuan tempat dimana asap dari perut Anak Gunung Kelud menyelusup keluar.
Di bawah ini adalah video yang diunggah di Youtube. Yang pertama memperlihatkan saat-saat awal mulai munculnya aktivitas di Danau Kelud, dan yang kedua memperlihatkan pergolakan yang terjadi saat Anak Gunung Kelud tengah lahir.
Anak Gunung Kelud
Sebuah foto yang memperlihatkan jarak dari kaki Anak Gunung Kelud ke gubug sederhana penjual VCD itu, dilihat dari anak tangga yang menuju ke Gardu Pandang di Puncak Gajah Mungkur. Kaki Tebing Sumbing Gunung Kelud tampak di bagian kanan atas.
Sebuah tempat yang sewaktu-waktu bisa berbahaya seperti Anak Gunung Kelud ini akan terlihat manis dan enak dipandang selagi jinak, sama halnya ketika berurusan dengan segala yang lain. Bersegeralah bertandang ke Anak Gunung Kelud selagi ia masih manis, dan menikmati panorama pegunungan Kelud yang indah menawan.
(aroengbinang)
Read more »

 
informasi tempat wisata di jawa indonesia