Rabu, 23 Februari 2011

Wisata Flora di Kebun Raya Purwodadi

Anggrek spesies berlabel Paphiopedilum glaucophyllum itu sangat menarik perhatian. Bunganya tidak besar. Sebagai perbandingan, anggrek ini tidak sebesar anggrek bulan. Daya tarik utamanya justru terletak pada labellum atau bibir bunganya yang berbentuk kantong, berwarna ungu, dengan ornamen totol-totol di kelopak bunganya.
Orang menyebutnya anggrek kantong, atau anggrek selop sama dengan nama komersialnya dalam bahasa Inggris, the lady’s slipper orchid. Anggrek endemik kawasan Gunung Semeru itu menjadi salah satu koleksi yang dipamerkan dalam Ekspose Botani untuk memperingati ulang tahun ke-68 Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Para ahli memasukkannya dalam daftar terancam kepunahan. Bentuknya yang unik, menyerupai kantong semar (Nepenthes sp), menyebabkannya diburu para pencinta tanaman.
Jadi arena wisata flora.

Selain anggrek kantong, peringatan ulang tahun itu juga ditandai dengan pengumuman penemuan spesies baru anggrek asal Flores, Nusa Tenggara Timur, yang diberi nama Dendrobium floresianum Metusala. Penemuan anggrek tahun 2006 itu, melengkapi koleksi anggrek alam Kebun Raya Purwodadi yang tercatat 512 jenis, sepuluh di antaranya endemik Jawa Timur.

Selain anggrek, koleksi tumbuhan yang dapat dinikmati di dalam kebun raya itu adalah koleksi palem, koleksi bambu, koleksi pisang, koleksi tanaman berkhasiat obat, koleksi pisang, koleksi polong-polongan. Masing-masing ditempatkan menurut kelompok, sebagian dipisahkan hamparan rumput hijau yang terawat.

Sampai dengan Mei 2009, kebun raya itu menyimpan koleksi 10.934 spesimen tanaman, terdiri atas 174 suku (familia), 909 marga (genus), dan 1.902 jenis (species). Selain diperoleh dari hasil eks-plorasi, koleksi itu juga didapat dari hasil pertukaran dengan negara-negara lain, dan sumbangan pribadi atau instansi lain.

Kebun Raya Purwodadi terletak di Jalan Raya Surabaya-Malang Km 65, masuk wilayah Kabupaten Pasuruan. Lokasinya tepat di tepi jalan besar yang menghubungkan kota-kota Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Tidak sesejuk Kebun Raya Cibodas, karena Kebun Raya Purwodadi terletak di ketinggian 300 meter di atas permukaan air laut. Luas kebun raya yang didirikan Dr LGM Baas Becking pada 1941 itu, adalah 85 hektare.

Sama-sama menyandang nama kebun raya, sebagai pusat konservasi tumbuhan, Kebun Raya Purwodadi berbeda dengan Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, ataupun Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali. Sesuai fungsinya, Kebun Raya Purwodadi melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, konservasi, dan mereintroduksi jenis tumbuhan dataran rendah kering, khususnya kawasan timur Indonesia. Tumbuhan yang dikoleksi dalam bentuk kebun botani itu tentu jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan memiliki potensi ekonomi. Karena sebagian besar jenis tumbuhan koleksi berasal dari dataran rendah kering, salah satu ciri yang ditampakkan adalah meranggas saat memasuki bulan-bulan kering.

“Daya tarik kebun raya ini selain koleksi anggrek alam adalah pemandangan pada saat pohon-pohon yang sekian lama meranggas itu kemudian bersemi atau bertunas. Biasanya pada sekitar bulan September,” kata Munpuni Yuda Aryata, yang menangani jasa dan informasi.
Berkuda keliling Kebun Raya Purwodadi.

Kebun Raya Purwodadi sejak lama menjadi tempat tujuan wisata edukatif bagi keluarga. Walaupun tiap-tiap blok sudah dihubungkan dengan jalan beraspal yang mulus, pilihan berjalan kaki menjelajah kawasan sambil menghirup udara segar adalah pilihan terbaik. Pemandangan sinar matahari menembus rapatnya tajuk pepohonan sungguh menyegarkan mata.

“Yang begini ini langka dijumpai di kota besar. Pemandangan menyegarkan, dan udara bebas polusi,” kata Dwi Narko, Kepala Seksi Konservasi Ex Situ.
Jembatan gantung jadi lokasi favorit berfoto.

Bangku-bangku, gazebo, dan shelter, mudah dijumpai di dalam areal kebun raya, disediakan bagi pengunjung yang ingin beristirahat setelah lelah berjalan kaki, atau membuka bekal piknik.

Trekking di dalam kawasan kebun raya itu bisa berakhir di jembatan gantung yang melintasi Sungai Welang. “Pada sore hari, kalau sedang beruntung, kita bisa menikmati atraksi akrobatik monyet ekor panjang dari lahan seberang,” kata Yudha.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, Kebun Raya Purwodadi memberikan pilihan lain bagi pengunjung untuk mencoba permainan-permainan di alam terbuka (outing). Pengunjung bisa menjajal flying fox, meluncur dari ketinggian dengan tali, di areal koleksi bambu. Menimbulkan sensasi tersendiri ketika melayang di ketinggian, di sela-sela gerombolan bambu dan rapatnya tajuk pepohonan raksasa.

Bagi anak-anak, juga disediakan permainan in line bridge, meniti tali di ketinggian dengan pengaman tubuh. Jika tidak cukup keberanian mencoba permainan tali di ketinggian, di dalam kebun raya bisa ditemui taman bermain untuk anak-anak. Bosan bermain, pilihan lain adalah berkeliling kebun raya dengan naik kuda atau naik kereta kelinci.

Bagi pencinta tanaman, tujuan paling menarik adalah blok koleksi anggrek. Di tempat itu, bisa dilihat kekayaan anggrek alam Indonesia, disusun berdasarkan daerah asal eksplorasinya. Berdekatan dengan kompleks anggrek, bisa dijumpai kios botani yang menyediakan bibit kenanga, cempaka, gaharu, kayu hitam, asem londo, buah bisbul, juwet atau jamblang, dewandaru, dan lain-lain.

“Selain cendera mata kerajinan tangan dari aneka biji-bijian hasil kebun raya, bibit tanaman adalah oleh-oleh yang bisa dibawa pulang,” kata Widji Santoso, Koordinator Koleksi Balai Konservasi Tumbuhan.

Pada hari-hari tertentu atau melalui perjanjian sebelumnya, pengunjung bisa belajar memperbanyak tanaman dengan berbagai teknik, pemanduan dan pelatihan anggrek, menggali ilmu tentang tanaman obat, serta membuat kompos. Pemandangan yang sangat natural juga mengakibatkan kebun raya itu menjadi lokasi pilihan bagi calon pengantin untuk menjalani pemotretan prewedding.

Jadi, siapa bilang berwisata ke kebun raya membosankan karena hanya disodori pemandangan pepohonan?
Kunjungi Wisata Lainnya


1 komentar:

JEJAK PEOPLE mengatakan...

wah wisata nya sangat bagus banget...maju terus

Posting Komentar

 
informasi tempat wisata di jawa indonesia