Kamis, 20 Januari 2011

Hilangkan Semua Masalah, di Arung Jeram Sungai Pekalen

Hilangkan semua masalah Anda di air Sungai Pekalen, Probolinggo dengan berarungjeram. Berarung jeram  Sungai Pekalen itu sangat menyenangkan dan membuat tubuh Anda bisa merasa lebih bugar. Disaat mencoba arung jeram ini, Anda akan dipandu oleh pimpinan perjalanan, agar kegiatan arung jeraman berjalan dengan aman. Namun, pastiin juga Anda bisa mengikuti instruksi pimpinan perjalanan selama di atas perahu karet. Perjalanan aliran sungai Jeram yang akan Anda lewati, yakni Welcome, Jeram Inul, Batu Jenggot, Xtravaganza, Rajawali, Pandawa, KPLA, Cucak Rowo, The Fly Matador, Hiu, Tripple Ace, Good Bye, dan Long Rapid.


Di dalam perjalanan arung jeram, Anda akan disuguhi keindahan tujuh air terjun dan goa-goa berkelelawar. Dimana di sekitar air terjun ini, bisa Anda nikmati dengan memberitahukan kepada Trip leader untuk memberhentikan perjalanan. Dijamin disini, Anda akan menikmati kesegaran yang langsung terasa. Setelah mengadu nyali di Sungai Pekalen, Anda juga akan diantar ke basecamp oleh Trip leader untuk menikmati berbagai sajian yang menggoda selera seperti tempe, tahu, ikan penyet, urap-urapan, dan lodeh.
Biasanya keluar dari sungai, perut pasti terasa lapar, jadi di basecamp ini bisa memesan makanan yang Anda inginkan untuk mengisi perut yang kelaparan. Sungai Pekalen berada 25 kilometer dari Kota Probolinggo, terbentang di antara 3 kecamatan yakni Tiris, Maron, dan Gading. Sungai Pekalen dikabarkan merupakan lokasi arung jeram yang terpanjang di Indonesia.[wlmn]
Indonesia Punya Wisata



Read more »

Selasa, 18 Januari 2011

Berkebun Stroberi dan Arbei di Situ Cileunca

KAWASAN Jawa Barat, situ memang wisata yang cukup banyak didapati. Salah satunya Situ Cileunca. Di sini selain wisata air, pengunjung juga bisa berkebun.
Situ yang sering dibanjiri pengunjung itu mulanya merupakan hutan belantara. Pada 1918, sebagian kawasan hutan di sana dibuat situ untuk kebutuhan pengairan daerah di sekitarnya.
Situ berkedalaman 17 meter ini warnanya begitu bening, sehingga enak dipandangi. Udara di Situ Cileunca yang mempunyai luas permukaan air 1.400 hektare ini sangat dingin. Karenanya, banyak wisatawan yang mendatangi tempat ini untuk camping. Kebetulan, pengelola objek wisata ini, menyediakan arena camping round.

Situ Cileunca, menawarkan banyak objek wisata. Selain bisa menikmati keindahan situ dan iklimnya yang segar, pengunjung juga bisa mendatangi kebun strawberry dan kebun arbei. Untuk mencapai lokasi kebun tersebut, pengunjung harus menggunakan perahu dengan waktu tempuh sekitar 10-15 menit. Harga sewa perahu relatif murah yaitu Rp 5.000 per orang. Kita pun bebas memilih apakah perahu motor atau dayung.
Sebenarnya, pengunjung bisa menggunakan jalur alternatif lain untuk sampai ke kebun strawberry. Jalur yang bisa digunakan lewat darat dengan mengelilingi situ. Namun, jalan di sekitaran situ kondisinya kurang bagus sehingga agak sulit untuk dilalui oleh kendaraan biasa.
Namun, bagi yang suka offroad dan mempunyai kendaraan jenis Land Cruiser, tidak ada salahnya untuk mencobanya mengelilingi situ dengan medan yang sangat menantang. Perjalanan lewat air ke kebun strawberry hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Selama perjalanan tersebut, kita bisa melihat indahnya pemandangan Gunung Wayang, Malabar, dan Windu. Kita juga disuguhi pemandangan hutan hasil peninggalan pembuatan situ.

Namun sesampainya di pinggir situ, kita belum bisa langsung memetik strawberry. Harus terlebih dulu berjalan menapaki jalan setapak yang berada di samping hutan. Dengan petunjuk seadanya, pengunjung seolah dibiarkan mencari tujuannya sendiri. Meskipun, jika kebingungan, pengunjung bisa meminta tolong kepada tukang perahu. Setelah berjalan sekitar 15 menit dengan medan yang menanjak, kita baru menemukan kebun strawberry. Di areal kebun ini, pengunjung dapat memetik jenis buah ini sepuasnya. Di kebun ini 1 kg strawberry dihargai Rp 30 ribu. Selain strawberry, di atas tanah seluas 70 tumbak ini juga tersedia buah melosa yang oleh banyak masyarakat dipercaya sebagai obat penyakit darah tinggi dan penderita liver. Harga melosa yang berbentuk lonjong berwarna hijau ini Rp 15 ribu per kg.
Melosa, terbilang unik. Karena, buah yang rasanya mirip melon itu hanya dibudidayakan di Dieng, Jawa Tengah, dan Eropa.
Jika sudah bosan di kebun strawberry, kita bisa melanjutkan perjalanan ke kebun arbei yang hanya berjarak beberapa meter dari strawberry. Dengan hanya membayar Rp 2.500, pengunjung bisa memakan arbei sepuasnya. Arbei dengan rasa yang relatif enak, telah mengundang ribuan penggemarnya ke kabun ini. Bagi pengunjung yang hobi memancing, Situ Cileunca juga bisa menjadi lokasi pilihan. Di situ ini terdapat berbagai jenis ikan, di antaranya ikan mas, golsom, nila, dan sejumlah ikan hias. Untuk memancing di situ ini, pengunjung tidak dipungut bayaran.
Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, tampaknya Situ Cileunca, cocok untuk lokasi liburan bersama keluarga. Karena situ ini juga dilengkapi dengan arena bermain anak-anak. Bagi pengunjung yang ingin menginap, pengelola menyediakan bungalow yang terdiri dari dua bungalow besar dan satu kecil. Untuk bungalow besar, pengunjung harus membayar Rp 250 ribu per malam, sedangkan bungalow kecil Rp 150 ribu per malam. Namun jika ingin merasa lebih nyaman, Anda bisa menyewa vila yang tersedia di dekat situ. Beberapa vila milik penduduk setempat dapat disewa dengan harga yang relatif murah. Selain berwisata, di tempat ini, pengunjung bisa belajar cara pergerakkan turbin untuk PLTA.
Situ Cileunca kini merupakan salah satu alternatif tujuan wisata yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Bandung. Karena itu pemerintah setempat menyediakaan bus yang melewati kawasan tersebut. Jika berangkat dari Bandung, kita bisa menggunakan bus jurusan Pangalengan dengan waktu tempuh sekitar 2-2,5 jam. Sementara untuk masuk ke lokasi wisata, kita harus mengeluarkan uang Rp 2.500 per orang, Rp 3.000 untuk mobil, Rp 1.500 untuk motor, dan Rp 5.000 untuk bus.
main ke Objek wisata lainnya



Read more »

Kamis, 13 Januari 2011

Trowulan, Wisata Kejayaan Majapahit

Inilah saatnya Anda membangkitkan rekaan imajinasi tentang kehidupan dari sebuah kerajaan terbesar di Indonesia lebih dari 700 tahun yang lalu.

Ya, inilah situs Kerajaan Majapahit dari masa abad  XIII – XV Masehi. Berlokasi di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur sebagai tempat dimana Anda dapat mengenang kebesarannya dan tidak lagi menganggap bahwa kita hanya tahu dari buku sejarah atau pelajaran saat sekolah dahulu.

Trowulan adalah satu-satunya situs kota di Indonesia yang luasnya mencapai 11 x 9 km 99 km² dan menyimpan ratusan ribu peninggalan arkeologis, baik yang sudah ditemukan maupun yang masih terkubur. Berwisata ke tempat ini bukan sekedar liburan, namun Anda juga bisa menapaki sejarah besar dari sebuah kerajaan yang menjadi inspirasi Bangsa Indonesia tentang "Persatuan Nusantara". Selain itu Anda akan mengetahui bagaimana tingkat peradaban di Trowulan di masa Majapahit, mulai dari sistem pemerintahan, perdagangan, hubungan luar negeri, teknologi, arsitektur, pertanian, hingga seni kerajinan.

Kerajaan Majapahit berdiri 1293 M setelah runtuhnya Kerajaan Singosari. Didirikan oleh Raden Wijaya, awalnya berpusat di daerah Hutan Tarik yang banyak terdapat Pohon Maja yang buahnya pahit, oleh karena itu dinamakan Majapahit. Raden Wijaya sendiri adalah menantu Raja Singosari yaitu Kertanegara dari garis keturunan Ken Arok, pendiri Kerajaan Singosari. Dia menjadi raja pertama Majapahit hingga 1309 M.

Kebesaran Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada yang mengikrarkan Sumpah Palapa untuk mempersatukan Nusantara. Majapahit berhasil merangkai jejaring perniagaan lokal dan regional dengan komoditi beras dan hasil bumi yang ditukar dengan rempah-rempah, keramik, dan tekstil. Mata uang yang digunakan adalah uang gobog dan uang ma dari emas atau perak, uniknya mata uang Cina dari Dinasti Tang, Song, Ming, dan Qing berlaku juga di Majapahit. Dalam kehidupan beragama terjadi penyatuan agama Siwa dengan Budha, selain berkembang agama Karesian dan Islam. Hal ini menunjukan Majapahit sebagai negara multikultur dan masyarakatnya hidup damai dengan berbagai aliran kepercayaan secara harmonis. Majapahit mengalami pasang surut akibat perebutan tahta di kalangan keluarga raja hingga akhirnya mengalami keruntuhanya abad XV M.

Bangunan keraton Majapahit diperkirakan seperti rumah bertingkat dengan atap dari kayu tipis, tembok dari bata, lantainya dari anyaman tikar pandan atau rotan. Sementara rumah penduduk umumnya dari atap jerami. Situs-situs di Trowulan telah dipugar untuk menjaga keindahannya. Situs Trowulan ini ramai pengunjung terutama hari Sabtu-Minggu dan liburan sekolah. Setiap harinya rata-rata 50-an orang pada hari-hari biasa dan rata-rata 170-an orang pada hari liburan dan liburan sekolah.

Situs Trowulan sendiri pertama kali muncul dalam literatur berjudul “History of Java I” yang ditulis Sir Stamford Raffles tahun 1817. Raffles mengatakan bahwa nama Trowulan berasal dari Trang Wulan atau Terang Bulan. Saat ditemukan seluruh situs ini tertutup hutan jati yang cukup lebat, sehingga dia tidak terlihat sebagai sebuah kota klasik.

Situs kota kota klasik Trowulan dibagi beberapa segmen yang memperlihatkan perannya dimasa lalu. Dibangun dengan pola ruang kanal air diduga ada hubungannya dengan konsep mandala yang digunakan sebagai acuan dan dasar pembagian kosmologis kota ini. Kolam Segaran membuktikan hal tersebut tak ubahnya bagai telaga di tengah kota. Berdasarkan sketsa rekonstruksi Kota Majapahit dan foto udara memperlihatkan kota lama ini memiliki sistem kanal pengairan untuk drainase dan pasokan air yang dibuat dalam garis lurus memanjang barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya.
(uky)
Info wisata asyik di Indonesia



Read more »

Senin, 10 Januari 2011

Air Terjun Nglirip Jawa Timur

INILAH nasib destinasi di Indonesia. Air terjun Nglirip di Desa Mulyoagung Kecamatan Singgahan, Tuban, Jawa Timur, contohnya. Obyek wisata ini, dulu jadi kebanggaan daerah. Promosi digencarkan. Wisatawan domestik banyak yang datang. Masyarakat di sekitar obyek wisata pun merasakan dampak positifnya.
Memang, pemandangan wisata air terjun ini sangat teduh, sejuk, indah dan menawan. Airnya yang jernih, mengalir begitu derasnya. Juga di balik air terjun itu, ada sebuah goa yang cukup besar. Konon goa ini sering dipakai tempat semedi untuk mencari ilmu.

Cerita lain lagi, dulu di dalam goa ini pernah dihuni seorang wanita cantik yang menanti kekasihnya yang pernah kunjung datang. Cerita wanita itu memang misteri dan sampai kini masih menjadi teka-teki, sehingga keberadaan goa itu pun menjadi sebuah misteri.
Namun kondisi saat ini, panorama alam yang menawan dipadu dengan derasnya kucuran air sungai yang turun bebas dari ketinggian 30 meter, hanya tinggal kenangan. Jumlah turis lokal yang datang grafiknya merosot drastis, apalagi wisatawan mancanegara jangan harap akan datang.
Berkurangnya minat berwisata ke air terjun itu, memang banyak penyebabnya. Antara lain, ditutupnya obyek wisata minat khusus, Goa Putri di Desa Nguluhan, Kecamatan Montong Tuban, lantaran kondisi tanah di sekitar goa sangat labil, rawan longsor.

Penutupan goa yang jaraknya hanya sekitar 7 Km dari air terjun ini, pengaruhnya sangat besar. Mengingat, selama ini wisatawan yang datang ke obyek wisata alam Nglirip, pasti mampir ke Goa Putri. Atau sebaliknya.
Penyebab lainnya, air terjun Nglirip kalah bersaing dengan obyek wisata baru yang bermunculan di Tuban, maupun daerah tetangganya, Lamongan yang aktif mempromosikan obyek wisata bahari Tanjung Kodok, Goa Maharani, Kebun Binatang mini dan Makam Sunan Drajat, salah satu dari Sembilan Wali (Walisongo).
Dengan bermunculan destinasi baru itu, Pemda agaknya sudah tak pernah gembor-gembor lagi promosi air Terjun Nglirip dan Goa Putri yang masih alami. Kabarnya, dua destinasi itu sudah tidak menjadi obyek wisata unggulan lagi.

Namun demikian, warga sekitar obyek wisata itu terus berjuang untuk mengembalikan kejayaan air terjun dengan menggratiskan wisatawan yang berwisata di air terjun. Cuma kena jasa uang parkir Rp 3.000 bagi roda empat. Sayangnya, langkah itu tetap kurang diminati wisatawan untuk datang. Siapa yang peduli? (endy/foto:ist))  Info wisata lain di Indonesia.


Read more »

Minggu, 09 Januari 2011

Mengintip Tirta Sanita Ciseeng

Sudah 12 tahun lebih tinggal di daerah Serpong tapi ternyata saya belum pernah ke pemandian air panas di daerah Ciseeng. Emang rada-rada ajaib. Karena setiap melewati jalan utama Ciseeng kok rasanya kurang meyakinkan ya.. Makanya sesekali dibela-belain deh di awal tahun ini melihat-lihat isi pemandian tersebut, pergi tanpa perencanaan.. wong deket kok.

Perjalanan dari arah  Serpong paling cepat 40 menit menggunakan motor. Akibat tidak adanya lampu merah, hampir setiap hari terjadi kemacetan yang cukup panjang di perempatan Muncul terutama pada saat jam sibuk pulang kantor. Dari arah Tangerang/Serpong  kami lurus mengikuti jalan utama menuju Bogor  sesuai rute bis Pusaka melewati komplek Puspiptek, lanjut sampai perempatan Prumpung. Kemudian ambil jalan lurus ke arah pasar yang notabene  selalu macet, jika mengambil arah kiri sesuai rute bis maupun angkot  nanti berlanjut ke Gunung Sindur sampai Parung. Jalan di Prumpung ini relatif kecil dan agak banyak lubang. Lanjutkan terus sampai menemukan daerah Cogreg, ada pom bensin cukup bagus di sebelah kiri jalan. Dan tak lama setelah itu ada belokan kiri dengan jalan berbatu tak diaspal, di pinggirnya ada plang Tirta Sanita Ciseeng.

Di awal belokan tadi biasanya kendaraan akan dimintai biaya restribusi dari karang taruna setempat Rp 2000.  Tiket tanda masuk hari libur untuk dewasa Rp 8000 sementara anak-anak Rp 6000. Secara garis besar, kawasan ini telah dilengkapi berbagai fasilitas hiburan anak-anak (bola air, ATV, bom-bom car, kereta-keretan, bebek kayuh, dll). Ada pula area untuk outbond, selain yang utama tempat pemandiannya. Untuk kolam pemandian air panas terbagi menjadi 2, ada yang VIP tiket Rp 10000 dan juga yang umum tiket Rp 7000.  Sementara kolam renang dan kolam rendam dikenai Rp 4000. Hampir semua fasilitas dikenai biaya secara terpisah, jadi masuk ke sini bukan sistim terusan all in.  Tiket permainan rata-rata berkisar antara Rp 5000-25000. Di tengah danau juga ada restoran dan penginapan khusus keluarga, biaya bermalam berkisar antara Rp 140000-170000. Termasuk kategori tempat wisata murah meriah dan menyehatkan.

Saat masuk tadi, meski pengunjung cukup banyak saya masih bisa menyempatkan diri untuk mandi air panas di kamar mandi biasa (2×2 m). Sayangnya saya merasa bahwa airnya tidak cukup panas, hanya hangat saja. Ternyata menurut info petugas, akan lebih baik bila kita mandi di hari kerja, bukan hari libur. Suhu airnya bisa lebih tinggi, panasnya 3x lipat dari saat libur, hehe.. bisa nyaingin onshen yang di jepang dong. Lumayanlah, badan jadi lebih segar. Apalagi ditambah adanya fasilitas fish spa murmer, cuma Rp 5000/20 menit. Tapi jangan mengharap seperti fish spa seperti yang di salon ataupun mall, karena kita akan duduk berbarengan dengan para pengunjung di kolam yang cukup besar. Airnya agak kehijauan, ikannya gararufa dalam ukuran cukup besar dan sepertinya ada tambahan ikan jenis lain. Seru banget digigitin ikan-ikan kecil ini, rasa kesetrumnya lebih terasa..hehe..

Hanya saja, secara keseluruhan meski cukup bagus, tempat ini terasa kurang terawat kebersihannya. Masih banyak sampah yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung. Akses jalan  masuk pun belum diaspal. Moga-moga ke depannya, pihak pengelola mau memperhatikan aspek-aspek sarana dan prasarananya agar kawasan wisata ini menjadi lebih nyaman.  Biar saya tak perlu jauh-jauh ke Garut untuk mandi air panas .O, ya untuk tempat makan yang bisa direkomendasikan ada di daerah Nagrog, jalan antara Prumpung – Puspiptek. Meski terbilang sederhana, namun banyak kendaraan yang berjejer di depan warung tersebut mulai dari truk-truk besar sampai kendaraan pribadi. Warung makan Hj Nunung ini menyediakan menu andalan sop daging/ayam seharga Rp 11000 per porsi dan lauk-pauk lainnya. Masih cukup terjangkau dan rasanya cocok di lidah. Klik disini untuk info wisata lainnya
(okezone.com)



Read more »

Empat Keraton Eks Kejayaan Cirebon

KOTA Cirebon memang meninggalkan banyak kisah sejarah kejayaan Islam di masa lalu. Setidaknya terdapat empat keraton yang menunjukkan hal itu.Yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon.

Semuanya memiliki perpaduan arsitektur kebudayaan Islam, Cina, dan Belanda. Ciri bangunan keraton ini selalu menghadap ke utara dan ada sebuah masjid di dekatnya. Setiap keraton mempunyai alun-alun sebagai tempat berkumpul, pasar dan patung macan di taman atau halaman depan.

Mengunjungi keraton di Kota Cirebon seakan memamerkan kepada Anda akulturasi yang terjadi tidak saja antara kebudayaan Jawa dengan kebudayaan Sunda, tapi juga dengan berbagai kebudayaan di dunia, seperti China, India, Arab, dan Eropa. Hal inilah yang membentuk identitas dan tipikal masyarakat Cirebon dewasa ini yang bukan Jawa dan bukan Sunda.

Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Beberapa piring konon diperoleh dari Eropa saat Cirebon jadi pelabuhan pusat perdagangan Pulau Jawa. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon.

Dari 4 buah Keraton, yaitu Kasepuhan, Kanoman, Keprabonan, dan Kacirebonan maka bila dilihat dalam pengertian arsitektural, yang cocok disebut sebagai bangunan keraton hanyalah Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, sebab keduanya memiliki bagian-bagian bangunan yang seharusnya ada dalam sebuah komplek keraton, salah satunya seperti alun-alun, masjid agung, dan siti hinggil. Sementara kedua keraton yang lain Keprabonan  dan Kacirebonan lebih tepat dikatakan sebagai bangunan ndalem.

Keraton-keraton yang berada di Cirebon telah menjadi saksi sejarah panjang Kota Cirebon sejak abad 13 hingga sekarang, mulai dari terbentuknya Kesultanan Cirebon hingga terbagi menjadi empat kepemimpinan seperti sekarang. Sejarah tersebut dapat Anda pahami kembali secara detail saat mengunjungi setiap keraton yang terdapat di Cirebon. Setiap situs yang tertinggal di keraton-keraton ini memiliki falsafah yang luhur yang akan membuat Anda merasa bangga dengan kebesarannya di masa lalu.

Keraton KasepuhanKeraton Kasepuhan lokasinya terletak di Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.  Keraton Kasepuhan didirikan tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati sekaligus menggantikan Sunan Gunung Jati tahun 1506. Keraton Kasepuhan sebagai keraton Kesultanan Cirebon yang pertama dan memiliki sejarah yang paling panjang dibanding keraton lainnya di Cirebon.

Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini terkenal paling bersejarah. Keraton ini juga memiliki wilayah kekeratonan yang terluas, wilayah Baluarti kekeratonannya mencapai lebih dari 10 hektar. Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Di dalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.

Lazimnya sebuah keraton di Pulau Jawa, keraton ini terletak di selatan alun-alun dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di barat alun-alun. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Keraton Kasepuhan memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu Kereta Singa dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.

Pada masa awal didirikannya Keraton Kasepuhan ini, bagian yang pertama kali dibangun adalah bangunan Keraton Pakungwati I, bangunan ini terletak di bagian timur komplek Keraton. Keraton Pakungwati dibangun menghadap ke arah Laut Jawa dan membelakangi Gunung Ciremai. Bangunan ini terdapat di sebelah timur bangunan Keraton Pakungwati II yang dibangun pada masa selanjutnya. Sementara bangunan keraton yang lebih baru akan Anda temui saat masuk melalui siti hinggil.

Keberadaan dua patung macan putih di gerbangnya, selain melambangkan bahwa Kesultanan Cirebon merupakan penerus Kerajaan Padjajaran, juga memperlihatkan pengaruh agama Hindu sebagai agama resmi Kerajaan Padjajaran. Gerbangnya yang menyerupai pura di Bali, ukiran daun pintu gapuranya yang bergaya Eropa, pagar siti hingilnya dari keramik Cina, dan tembok yang mengelilingi keraton terbuat dari bata merah khas arsitektur Jawa sekaligus bukti terjadinya akulturasi.

Banyak sejarah penting juga falsafah hidup masyarakat Cirebon yang dapat Anda pelajari di dalam keraton ini. Selasar menuju Bangsal Prabayaksa atau singgasana sultan dibuat tidak tegak lurus terhadap bagian teras depan bangunan keraton dimaksudkan apabila ada musuh menyerang, meraka tidak dapat langsung melihat dan menyerang menuju singgasana, namun dibuat membelok sehingga dapat lebih mudah diatasi. Kerikil-kerikil yang tersebar merata di tanah sepanjang pinggir pagar yang ditujukan untuk mengantisipasi penyusup yang masuk, sebab suara kerikil akan langsung terdengar begitu ada yang menginjak dan berjalan di atasnya.

Lawang Sanga di bagian selatan Keraton, tepat di sisi Sungai Krayan merupakan bangunan kepabeanan pada masa Kesultanan Cirebon dulu. Sebagai tempat bea dan cukai masa Kesultanan Cirebon ini merupakan bangunan terpenting bagi perekonomian Kesultanan Cirebon. Setiap barang yang masuk dari luar kerajaan dibawa oleh perahu yang berlayar dari arah Laut Jawa untuk kemudian menyusuri kali Krayan dan memasuki Bangunan Lawang Sanga.

Keraton KanomanDari Keraton Kasepuhan, Anda dapati Keraton Kanoman ini hanya berjarak 600 meter ke arah utara. Akses jalannya harus melalui pasar tradisional yang mengasyikan untuk berbelanja oleh-oleh Cirebonan, sehingga Anda yang senang membeli oleh-oleh tidak perlu jauh-jauh mencari toko oleh-oleh, karena semua telah tersedia di dalam pasar tersebut.

Keraton Kanoman adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Kraton Kanoman di bangun tahun 1588 oleh Sultan Badaruddin yang memisahkan diri dari Kesultanan utama Cirebon karena berbeda pendapat dengan saudaranya mengenai siapa yang berhak menjadi ahli waris Kesultanan Cirebon. Bangunan Kraton Kanoman, sebuah istana yang lebih kecil ukurannya dari pada Kraton Kasepuhan. Kraton Kanoman mempunyai pendopo dengan sebuah altar di dalamnya, di sini terdapat koleksi piring-piring antik dari Eropa. Kompleks Keraton Kanoman mempunyai luas sekitar 6 hektar. Di Kraton ini sekarang tinggal sultan ke-12 yaitu Raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, terdiri dari 27 bangunan kuno, salah satunya saung yang bernama Bangsal Witana yang merupakan cikal bakal kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepakbola. Komplek Keraton Kanoman memiliki ruang yang cukup menarik sebagai tempat wisata, dengan pohon-pohon beringin yang rimbun serta taman-taman keraton yang dikelilingi benteng bata menjadi sebuah oase yang sejuk di tengah Kota Cirebon yang cukup panas.

Kraton Kanoman juga mempunyai museum dengan pintu-pintunya yang berukir, koleksi terpenting museum ini adalah Kereta Perang Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana dengan bentuk mirip seperti kereta di Kraton Kasepuhan. Koleksi museum lainnya adalah aneka senjata seperti keris, tombak, gamelan, dan lain-lain. Tidak jauh dari kereta, terdapat Bangsal Jinem atau pendopo untuk menerima tamu, penobatan sultan, dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Di bagian tengah kraton terdapat komplek bangunan bernama Siti Hinggil.

Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Sunan Gunung Jati adalah tokoh penting yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Sunan Gunung Jati meninggalkan jejaknya yang hingga kini masih berdiri tegak, jejak itu bernama Kraton Kanoman. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal, seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara.

Bangunan Kraton Kanoman seluruhnya menghadap ke utara. Di luar bangunan Kraton terdapat sebuah bangunan bergaya Bali yang disebut dengan Balai Manguntur yang terbuat dari batu merah. Di dekat bangunan Balai Maguntur ini terdapat sebuah pohon beringin yang berukuran besar. Fungsi bangunan ini adalah tempat kedudukan sultan apabila menghadiri upacara seperti apel prajurit atau menyaksikan pemukulan gamelan sekaten tanggal 8 Maulid. Masyarakat juga mengatakan bahwa Balai Maguntur diartikan sebagai balai mangun tutur yang artinya tempat sultan berpidato atau berbicara kepada masyarakat tentang hukum dan agama. Keraton ini juga memiliki alun-alun dimana pada acara-acara tradisi tertentu lapangan ini akan berubah menjadi lautan orang yang membludak ingin mengikuti tradisi seperti Muludan dan acara-acara tradisi lainnya.

Keraton KeprabonKeraton Keprabon terletak di Jalan Lemahwungkuk, dekat Keraton Kanoman. Keraton ini dari segi arsitektural disebut bangunan Ndalem, karena Keraton Keprabon tidak memiliki struktur sebuah komplek atau bangunan keraton, tidak memiliki alun-alun, dan masjid agung, namun lebih terlihat sebagai sebuah kediaman pemangku adat (Ndalem). Akses masuk keraton ini adalah melalui sebuah gang selebar 3 meter di antara deretan ruko. Bangunan di dalamnya pun sangat sederhana, tidak menunjukkan kemewahan dan kemegahan sebuah keraton, lebih berbentuk rumah dengan halaman kecil di dalamnya.

Keraton Kacirebonan
Keraton Kecirebonan dibangun tahun 1800, banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang, perlengkapan perang, hingga gamelan. Kraton Kacirebonan berada di wilayah kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan, tepatnya 1 Km sebelah barat daya dari Kraton kasepuhan dan kurang lebih 500 meter sebelah selatan Kraton Kanoman. Kraton Kacerbonan merupakan pemekaran dari Kraton Kanoman setelah Sultan Anom IV yakni PR Muhammad Khaerudin wafat, Putra Mahkota yang seharusnya menggantikan tahta diasingkan oleh Belanda ke Ambon karena dianggap sebagai pembangkang dan membrontak. Ketika kembali dari pengasingan tahta sudah diduduki oleh PR. Abu sholeh Imamuddin. Atas dasar kesepakatan keluarga, akhirnya PR Anom Madenda membangun Istana Kacerbonan, kemudian muncullah Sultan Carbon I sebagai Sultan Kacirebonan pertama.

Keraton Kacirebonan memiliki akses yang paling mudah dibanding ketiga keraton lainnya karena terletak tepat dipinggir sebuah jalan besar. Sama seperti Keraton Keprabon, bangunan Keraton Kacirebonan tidak termasuk tipologi arsitektural bangunan keraton. Bentuk bangunannya lebih seperti bangunan pembesar pada zaman kolonial Belanda dengan pengaruh arsitektur Eropa yang kuat.
(uky okezone.com)
Klik disini untuk info wisata lainnya. 
Read more »

Senin, 03 Januari 2011

Asyiknya ke Baturraden Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Baturraden adalah sebuah tujuan wisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Baturraden terletak di sebelah utara kota Purwokerto tepat di lereng sebelah selatan Gunung Slamet. Baturraden karena letaknya di lereng gunung menjadikan kawasan ini memiliki hawa yang sejuk dan cenderung sangat dingin terutama di malam hari. Baturraden juga merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal, terutama pada hari minggu dan hari libur nasional. Kondisi tersebut menyebabkan banyak hotel dan vila didirikan di sini.

Baturraden dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Jarak dari kota Purwokerto sekitar 15 km dan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat. Apabila ingin menggunakan kendaraan umum wisatawan dapat naik angkutan kota dari terminal di Purwokerto dan turun di terminal lokawisata Baturraden. Jika ingin lebih praktis wisatawan dapat menggunakan taksi. Jika memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya hati-hati karena jalan yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat.

Baturraden adalah keindahan yang memancar dari lereng Gunung Slamet. Lokasi wisata yang berjarak hanya sekitar 15 km dari kota Purwokerto, Jawa Tengah ini, tak hanya menyimpan panorama alam yang molek, tetapi juga cerita rakyat tentang Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung yang cukup akrab di masyarakat Indonesia.

Selain akses yang mudah, area wisata ini juga menyediakan hotel dan aneka penginapan yang memadai. Di samping, bagi pecinta alam terbuka disediakan camping ground yang nyaman dan aman. Dan tanpa perlu khawatir akan kesulitan memperoleh makanan, karena di area ini cukup banyak pedagang yang menjajakan sate kelinci.

Taman Kaloka Widya Mandala Baturraden atau Wisata Pendidikan Wanasuka Baturraden merupakan kebun binatang sekaligus sebagai tempat wisata edukasi yang diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banyumas H. Djoko Sudantoko pada tanggal 17 mei 1995. Tempat ini pernah mendapatkan prestasi sebagai Visit Indonesia Dekade 1991-2000 dalam Penobatan Anugerah Wisata Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Semarang pada tanggal 23 Agustus 1996.

Di Taman Kaloka Widya Mandala Baturraden terdapat berbagai macam binatang yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri seperti dari Australia, Asia dan Belanda. Koleksinya meliputi: Sapi kaki lima, Kambing kaki tiga, Gajah, Beruk (Buing), Buaya Irian, Ular Sanca, Kaswari, Monyet, Landak, Iguana, Cendrawasih, Kelelawar, Ayam Kate, Ayam Mutiara, Orang Utan, Elang Bondol, Rusa. Di tempat ini juga terdapat Museum Satwa Langka, seperti: Harimau Sumatera, Beruang Madu, dan Macan Dahan.

Secara keseluruhan, kawasan wisata baturaden memang cocok untuk sarana rekreasi keluarga, maupun terapi penyakit melalui air panas. Jalan menuju kelokasi wisata ini dari kota purwokerto berupa aspal mulus, sehingga bisa ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan. Jadi bila anda berkunjung ke Purwokerto, tidak adanya untuk singgah sejenak untuk berwisata di baturaden.Klik disini untuk info wisata menarik lainnya.



Read more »

 
informasi tempat wisata di jawa indonesia